tag:blogger.com,1999:blog-7269333435030446312023-11-15T23:55:01.127-08:00Blog Sang PengembaraTidak ada waktu tanpa pencarian dan tidak ada pencarian kecuali menemukan yang dicariPencarian Tanpa Hentihttp://www.blogger.com/profile/05709834875409513858noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-726933343503044631.post-14664545870574617742019-03-11T18:46:00.003-07:002019-03-11T18:46:52.777-07:00
<br />
<div align="center" style="margin: 0px 0px 10.66px; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Sinergi Media Massa dan Media
Sosial</span></span></b></div>
<br />
<div align="center" style="margin: 0px 0px 10.66px; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Masih ingat Pak
Amir? Sosok fenomenal yang baru-baru ini membuat geger dunia media sosial
(medsos) karena tingkahnya yang di luar kebiasaan. Mengaku berjalan kaki dari
Sumatera, mengunjungi ibunya yang berada di Banyuwangi (Jawa), sebagai nazar
atas kesembuhannya dari sakit yang dideritanya. Entah siapa yang pertama kali
memulainya, yang jelas jagat medsos ramai memberitakannya hingga mengundang
simpati. Tidak hanya pernyataan dukungan di medsos, warganet dan pegiat medsos
ikut memberikan dukungan dalam bentuk tindakan nyata, mulai dari mengawal
perjalanannya, memberi bekal perjalanan, hingga memberikan sedekah ala
kadarnya. Bahkan, aparat keamanan pun ikut menunjukkan dukungannya dengan
memberikan pengamanan atas perjalanannya. Singkatnya, dalam waktu sekejap ia
berubah menjadi selebriti medsos karena perilaku yang tidak biasa itu.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Belakangan
kemudian dunia medsos pun ramai dengan berita yang meragukan kebenaran perjalanan
Pak Amir itu. Ada sebagian pelaku medsos yang mengungkap berbagai bukti bahwa
perjalanan Pak Amir yang katanya dari Sumatera ke Jawa itu bohong belaka.
Medsos pun mulai ragu. Sebagian percaya kabar itu, tapi tidak sedikit yang
mencibir. Akhirnya, keraguan itu pun terkuak oleh medsos sendiri, dengan
mengunggah pernyataan Pak Amir bahwa apa yang ia lakukan memang bohong. Setelah
itu, kasus ini selesai.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Kejadian ini
menunjukkan betapa medsos mampu menjadi kekuatan dalam memusatkan perhatian
publik akan suatu hal. Tidak hanya kemasifannya, namun juga kecepatannya yang
mampu menjadikan segala hal menjadi pusat perhatian masyarakat. Fenomena Pak
Amir ini menunjukkan begitu kuatnya medsos menjadikannya perhatian publik dalam
waktu singkat. Tapi, dalam waktu singkat pula medsos mampu mengakhiri sendiri
isu yang diangkatnya. Setelah itu selesai.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Dalam banyak hal
medsos seolah menjadi kekuatan baru dalam dunia informasi. Sebelum hadirnya
internet dan medsos, informasi relatif dikuasai media massa (pers) dalam bentuk
media cetak (koran, majalah, tabloid) maupun elektronik (televisi, radio).
Publik seolah menjadi subjek pasif saja bagi media massa dalam mengkonsumsi
informasi. Namun, begitu medsos hadir, kekuatan masif dalam pengelolaan
informasi mulai bergeser dari pers ke media sosial meskipun tidak mutlak. Dalam
banyak hal, medsos bahkan menjadi pengimbang media utama dalam penyajian
informasi. Masyarakat yang menjadi pelaku media sosial kini justru dapat
menjadi pengontrol media utama. Jika media utama tidak hadir dalam penyajian
informasi publik, medsoslah yang menjadi alternatif.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Fenomena medsos
ini dapat menjadi ancaman sekaligus peluang bagi media massa. Menjadi ancaman
jika media massa tidak mampu memenuhi ekspetasi masyarakat dalam mendapatkan informasi
yang benar. Karena kemudahan dalam mengakses informasi, para pelaku medsos
mampu menjangkau sumber informasi secara mandiri dan menyebarkannya untuk
menjadi isu bersama. Dengan langkah ini medsos justru dapat mengontrol pers. Namun,
ini juga menjadi peluang bagi pers jika mampu mensinergikan kerja medsos dengan
pola kerja yang berlaku bagi pers. Kerja pers sesungguhnya menjadi lebih ringan
dalam pengelolaan informasi. Sinergi antara pers dan medsos dapat menjadi
kekuatan dalam penyajian informasi yang cepat dan akurat.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Satu kelemahan
yang dimiliki media sosial adalah ketidakmampuannya dalam menjamin
akuntabilitas informasi yang disebarkannya. Sehingga, dengan sendirinya medsos
tidak mendapat legitimasi sebagai pembawa berita yang dapat
dipertanggungjawabkan. Publik akan resisten terhadap informasi yang diperoleh
dari medsos. Hal ini dapat dipahami mengingat pelaku medos adalah
pribadi-pribadi<span style="margin: 0px;"> </span>dengan berbagai latar
belakang, termasuk tingkat literasi medsosnya. Literasi ini menjadi penentu kualitas
informasi yang disajikan medsos. Dalam banyak kasus, medsos justru menjadi
tempat subur bagi tumbuhnya hoaks (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">hoax</i>)
atau berita tidak benar/palsu. </span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Sebaliknya, perusahaan
pers memiliki prosedur tersendiri dalam pengelolaan informasi. Prosedur ini
menjadi penentu kualitas informasi yang dihasilkannya. Selain menjadi tuntutan
ideal, pers sangat berkepentingan dengan akurasi informasi yang disajikannya.
Sebab, jika pers tidak menyajikan informasi dengan benar, reputasinya akan turun
di mata publik, lebih-lebih di era medsos ini. Dari segi komersil, hal ini tentu
akan sangat merugikan perusahaan pers.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Sinergi antara
pers dengan medsos menjadi cara yang ideal dalam rangka menyajikan informasi yang
benar, dan tentu saja untuk mendukung bonafiditas pers itu sendiri. Informasi
yang menjadi isu publik melalui medsos dapat segera ditangkap dengan membuat
forum resmi yang diprakarsai pers. Inilah kekuatan lain pers. Ia mampu
menghadirkan ruang resmi dan mendapat legitimasi untuk menjadi penyambung
aspirasi publik. Dengan demikian, isu publik yang semula diragukan kebenarannya
akan memperoleh legitimasi sebagai informasi yang dapat dipertanggugjawabkan.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0px 0px 10.66px;">
<br /></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Mohammad Fadil</span></span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">Instruktur di UPT Bahasa
Universitas Jember dan pegiat medsos</span></span></div>
<div style="line-height: normal; margin: 0px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;">=========================</span></span></div>
<div style="line-height: normal; margin: 0px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;"><span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: #1c1e21; display: inline !important; float: none; font-family: Helvetica,Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Isi tulisan ini sudah dimuat di Harian Radar Jember, 11 Maret 2019. Ucapan terima kasih kepada </span><a data-hovercard-prefer-more-content-show="1" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=1551319232&extragetparams=%7B%22__tn__%22%3A%22%2CdK%2AF-R%22%2C%22eid%22%3A%22ARCtCQJo-gOSAxyIFCT4Ge5WnR9mIZOC0M7yrakZgTSK9U-jsVHBtkp3MA7Zjirsv4VZdorEeFQRRUFf%22%2C%22directed_target_id%22%3Anull%2C%22groups_location%22%3Anull%7D" href="https://www.facebook.com/mahbub.djunaidi?__tn__=%2CdK%2AF-R&eid=ARCtCQJo-gOSAxyIFCT4Ge5WnR9mIZOC0M7yrakZgTSK9U-jsVHBtkp3MA7Zjirsv4VZdorEeFQRRUFf" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: #365899; cursor: pointer; font-family: Helvetica,Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">Mahbub Djunaidi</a><span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: #1c1e21; display: inline !important; float: none; font-family: Helvetica,Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"> atas segala masukannya yang memperkaya wawasan <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: #1c1e21; display: inline; float: none; font-family: Helvetica,Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;">saya akan dunia pers.</span><b style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: black; font-family: Calibri; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 700; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></b><i style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: black; font-family: Calibri; font-size: 16px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></i><u style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: black; font-family: Calibri; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: underline; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></u><sub style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: black; font-family: Calibri; font-size: 11.06px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></sub><sup style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: black; font-family: Calibri; font-size: 11.06px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></sup><strike style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: black; font-family: Calibri; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: line-through; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"></strike>.</span></span></span></div>
<div style="line-height: normal; margin: 0px;">
<span lang="IN" style="margin: 0px;"><span style="font-family: Calibri;"><span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: transparent; color: #1c1e21; display: inline !important; float: none; font-family: Helvetica,Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-decoration: none; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; word-spacing: 0px;"><br /></span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Calibri;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij8wpFMwraVQWOl9WKhwdwLTPqaHJb3BUDaOJKRVEtcC_w2Vk8fw32lnjnBFOBUztaRrFSDum4NVKcp6EVqni0Z1AeU7hXTf5muTrJZM8Fd1tT17AJdsrXrJXGHzTMqLMA0z1ZY-gXnx6a/s1600/Radar+Jember-11+Maret+2019-scanned.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="902" data-original-width="1600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij8wpFMwraVQWOl9WKhwdwLTPqaHJb3BUDaOJKRVEtcC_w2Vk8fw32lnjnBFOBUztaRrFSDum4NVKcp6EVqni0Z1AeU7hXTf5muTrJZM8Fd1tT17AJdsrXrJXGHzTMqLMA0z1ZY-gXnx6a/s320/Radar+Jember-11+Maret+2019-scanned.jpg" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span><br />
<b></b><i></i><u></u><sub></sub><sup></sup><strike></strike><span style="font-family: Calibri;"></span><b></b><i></i><u></u><sub></sub><sup></sup><strike></strike>Pencarian Tanpa Hentihttp://www.blogger.com/profile/05709834875409513858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-726933343503044631.post-31473049820404920552008-06-15T17:58:00.001-07:002008-06-15T18:00:38.872-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjctX2GU3z3X-NCeQpz6QUPk45bpsxexTftREr8UXgOGFIvY8KSmwCSYrObSp4h8AzloBVzNZQQVCNUd__Tj4yhOixHlryfw2OJEQq1mpzBlrLgO69QSy4n6vZWHIk3uic3QBRfYS9E5axe/s1600-h/IMGP0098.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjctX2GU3z3X-NCeQpz6QUPk45bpsxexTftREr8UXgOGFIvY8KSmwCSYrObSp4h8AzloBVzNZQQVCNUd__Tj4yhOixHlryfw2OJEQq1mpzBlrLgO69QSy4n6vZWHIk3uic3QBRfYS9E5axe/s320/IMGP0098.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212277552643228322" border="0" /></a><br /><div style="text-align: right;" class="entry"><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" class="snap_preview"><p><span lang="SV">Kalau kita mendengar kata nikmat, tentu kita akan membayangkan segala hal yang menyenangkan, indah dan membuat hidup menjadi sejahtera. Kita memakan makanan yang lezat sehingga membuat lidah kita merasakan suatu hal yang menyenangkan dengan nikmat itu</span> <span lang="SV">Begitu banyak nikmat yang telah diberikan Alloh kepada kita semua dalam segala hal. , mulai dari saat kelahiran kita hingga dewasa, mulai dari nikmat memperoleh makanan dan minuman hingga mengolahnya menjadi energi dalam tubuh kita.<br /></span></p><p><span lang="SV">Bahkan saat ini pun ketika kita duduk di majelis ini mampukah kita mengamati dan menghitung berapa kali jantung kita berdetak dari waktu ke waktu, berapa kali udara keluar masuk melalui hidung kita dan diproses di dalam paru-paru, berapa juta bahkan milyar sel darah kita yang mengalir dalam tubuh kita setiap saat, yang semuanya itu membuat kita berada dalam kondisi sehat yang kita alami setiap saat. Tidakkah kita bayangkan, saat ini ketika kita duduk di majelis ini, banyak saudara kita tergolek dan terbaring lemah di rumah sakit menghadapi penyakit dan rasa sakit mereka, bahkan beberapa di antaranya kemudian tidak mampu menghadapi serangan penyakitnya itu hingga menemui ajalnya. </span>Saat ini, ketika kita duduk di majelis ini, banyak saudara-saudara kita yang masih harus berkeliling, berjualan, menawarkan jasa di jalan-jalan, bahkan ada juga yang harus mengais-ngais sampah dan tidur di kolong-kolong jembatan demi sesuap nasi yang diharapkan dapat menyambung hidup mereka. <span lang="SV">Mereka tidak seberuntung kita, karena kita masih mampu datang di majelis ini.<br /></span></p><p><span lang="SV">Tidakkah kita berpikir bahwa inilah karunia Alloh yang begitu hingga kita tidak mampu menghitungnya.</span> <span lang="SV"><span> </span></span> <span lang="SV">Demikian besarnya nikmat Alloh kepada kita, namun Alloh tidak meminta kita melakukan hal-hal yang berat untuk kita. Alloh hanya minta kita melakukan satu hal untuk kita yaitu menyembah-Nya, mengabdi kepada-Nya dalam berbagai bentuk dan tata cara yang sudah ditetapkan. </span><span lang="FI">Kita mendapatkan nikmat harta, namun Alloh hanya minta kita menyisihkan 2,5% saja untuk zakat. Kalau kita umpamakan kita memperoleh Rp 100.000,00, maka kita hanya diminta menyisihkan Rp 2.500,00 untuk kita berikan kepada fakir miskin sebagai zakat. Itupun kalalu kita mampu. Jika tidak, atau kita masuk golongan fakir miskin, malah kita berhak memperoleh zakat itu.</span> <span lang="FI">Kita mendapat nikmat waktu 24 jam sehari dalam hidup kita, namun Alloh hanya minta 5-10 dari waktu itu untuk melaksanakan ibadah sholat wajib 5 waktu. Kalau kita umpamakan sholat kita rata-rata 10 menit, maka untuk sholat 5 waktu kita habiskan sebanyak 50 menit, kurang dari satu jam dari waktu 24 jam yang kita miliki. Itupun seandainya kita tidak mampu melaksanakannya dengan cara-cara yang normal, dengan berdiri rukuk, sujud dan duduk, kita diperkenankan melaksanakannya dengan duduk. Kalau tidak mampu, kita diperkenankan melaksanakannya dengan berbaring. Kalau tidak mampu kita dapat melakukannya dengan gerakan mata.</span> <span lang="FI"><span> </span></span> <span lang="FI">Logika apapun yang kita pakai, cara apapun yang kita punyai pasti akan menyimpulkan hal yang sama bahwa nikmat Alloh yang begitu besar tidaklah sebanding dengan yang kita keluarkan atau lakukan untuk beribadah kepada Alloh. Selain nilainya begitu kecil jika dibandingkan yang kita terima, keringanan dan kemudahannya pun untuk tidak melaksanakannya begitu banyak. Itupun pada hakikatnya ibadah-ibadah yang kita lakukan untuk kepentingan kita sendiri, dan bukan untuk Alloh. Karena Alloh tidak memerlukan zakat kita, sholat kita, sehat kita, makanan kita atau apapun dari kita, karenaAlloh Mahakaya dan Mahamampu sehingga tidak memerlukan apapun dari kita. Sholat kita bukan untuk menolong Alloh, namun untuk menolong diri kita sendiri. Demikian pula dengan zakat, puasa, dan ibadah-ibadah lainnya hakikatnya adalah untuk kita sendiri.<br /></span></p><p><span lang="FI">Jadi, semua keuntungan dari perniagaan kita dengan Alloh adalah untuk kita semua. Kita umpamakan kalau kita berdagang dengan manusia. Modal pemberian kita dapatkan secara gratis dari seseorang tanpa dikembalikan lagi kepada dia. Kalau ada keuntungan kita hanya diminta menyisihkan sebagian kecilnya saja. Itupun untuk kepentingan kita kalau sewaktu-waktu usaha kita mengalami bangkrut dan merugi, seolah-olah sebagai program asuransi bagi kita. Coba kita lihat betapa beruntungnya pedagang semacam ini. Dan pedagang itu adalah kita. </span> Namun, sayangnya kebanyakan kita tidak menyadari, lalai atau bahkan lupa sama sekali akan ini semua. <span lang="FI">Betapapun kita hanya diminta menyisihkan 2,5% dari harta kita, masihkah ada ketidakikhlasan mengeluarkannya? Betapapun kita hanya diminta melakukan puasa 1 bulan di antara waktu 12 bulan dalam 1 tahun waktu yang kita miliki, masihkah kita merasa berat melakukannya bahkan kita pun meninggalkannya? Betapapun kita hanya diminta melakukan sholat dalam waktu 5-10 menit dan 50 menit untuk seluruh sholat 5 waktu dari waktu 24 jam yang kita punyai, masihkah kita lebih senang nonton TV daripada menyambut panggilan adzan? Masihkah kita lebih menyukai bantal, guling dan selimut kita saat panggilan sholat shubuh mengiang di telinga kita? Masihkah kita lebih suka melamun atau debat kusir dengan teman kita daripada menyegerakan sholat? Sekali lagi, hanya 10 menit untuk sholat, dan itu tidak mengganggu aktivitas kita yang lain. Karena sungguh inilah keberuntungan kita yang sebenarnya.<br /></span></p><p><span lang="FI">Alloh berfirman dalam surah Al-Mu’minun:</span> <span lang="FI"> 1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,</span> <span lang="FI">2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,</span> <span lang="SV">3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,</span> <span lang="SV">4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,</span> <span lang="SV">5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,</span> <span class="gen"><span lang="SV">6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.</span></span> <span class="gen"><span lang="SV">7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.</span></span> <span class="gen"><span lang="SV">8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.</span></span> <span class="gen"><span lang="SV">9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.</span></span> <span class="gen"><span lang="SV">10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,</span></span> <span class="gen"><span lang="SV">11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.</span></span> <span lang="SV"> </span> <span lang="SV"><span> </span>Menjadi orang beriman adalah modal dasar bagi kita menjadi orang yang beruntung, dan jika kita ingin benar-benar beruntung, maka peliharalah sholat kita, zakat kita puasa kita, dan ibadah-ibadah kita lainnya.</span></p> </div> </div>Pencarian Tanpa Hentihttp://www.blogger.com/profile/05709834875409513858noreply@blogger.com0